Hari ini entah
kenapa pengen sharing tentang kawin kantor! Sebenernyaaaa tahun lalu
tanggal segini lagi rempong banget ngurusin kawin kantor jadilah saya
ingin bernostalgia. Ijinkan yaaa...
Kawin kantor
sebenernya hanyalah proses untuk mendapatkan SIK atau surat izin kawin
dari satuan suami dinas untuk dilampirkan sebagai syarat ke KUA. Ga bisa
dibilang "hanya" juga sih, perjalanannya lumayan seru dan menegangkan
bagi saya dan calon saya saat itu. Tiap satuan terkadang ada
perbedaannya. Cerita sedikit saya dilamar 12 Agustus 2013 dikarenakan si
mas harus penugasan ke Lebanon setahun dan baru kembali Desember 2014.
Syarat dari orang tua kami yaitu suami sudah mancapai gelar Lettu dan
saya sudah selesai kuliah magister. Alhamdulillah syarat kami selesaikan
pada tanggal 1 Oktober 2014. Saya dinyatakan lulus di yudisium dan si
mas juga bertambah balok di pundaknya dari satu menjadi dua.
Alhamdulillah. Namun dikarenakan mas akan Raider maka pernikahan yang
semula bulan Maret dimajukan menjadi Februari. Kebut sana sini pun
dilakukan. Maka dimulailah petualangan pengerjaan berkas nikah.
Tantangan
pertama adalah saya nomaden, KTP saya Jember, KK saya di Jakarta dan
saya tinggal di Bandung. Lalu ke mana saya harus mengurus berkas nikah?
Akhirnya saya pindahkan semua ke Bandung dan itu membutuhkan waktu
hampir dua bulan. Itu sembari menunggu si mas pulang ke Indonesia saya
menyicil yang bisa saya cicil. Berkas yang bisa saya cicil adalah:
1. Akta kelahiran calon istri
1. Akta kelahiran calon istri
2. Surat Keterangan domisili calon istri
3. Surat Keterangan domisili orang tua calon istri
4. Surat keterangan domisili orang tua suami
5. SKCK Calon istri
6. SKCK Orang tua calon istri
7. SKCK Orang tua suami
8. Surat N1, N2, N3 dan N4
9. Riwayat hidup calon istri
10. Ijazah terakhir calon istri
Mas sudah
mendapatkan soft file dari senior yang terlebih dahulu nikah dan di sana
ada lembar kontrol kawin, ada 30 item yang harus ada, dikrangi 3 bagi
saya yaitu item surat pernyataan pindah agama dan untuk yang protestan
(surat baptis, surat sidi, surat keanggotaan gereja) dan untuk yang
katholik (surat baptis dan sertifikat kursus persiapan pernikahan dari
gereja). Jadilah kami saling berkirim email untuk mengecek apakah ada
yang kurang atau salah.
Ketika mas
pulang maka akan ada sampul D dari batalyon untuk diberikan ke koramil,
korem dan kodam. Selanjutnya selesai sampul D melengkapi lembar kontrol
kawin selanjutnya.
1. Surat izin orang tua calon istri
2. Surat kesanggupan calon istri (bermasterai)
3. surat keterangan personalia
4. surat pernyataan kedua calon
5. surat pernyataan belum pernah menikah/janda
6. litsus dari korem/kodam
naaaah litsus
ini dari sampul D itu... waktu itu hari minggu kita ditelpon asintel
kodam untuk menghadap beliau. Waaah panik luaaar biasaaaa, dari cerita
sabuk mas ketinggalan di batalyon, ga tau ruangan dan nyasar, sampai
keriting menulis segala pertanyaan di kertas. Alhamdulillah akhirnya
selesai minggu itu. Lalu kita berlanjut ke Yon mas.
Berkas apa yang dikerjakan selanjutnya?
1. Surat keterangan dokter
2. Surat pernyataan ketua pos KB
3. Surat keterangan ketua persit anak ranting
4. Surat keterangan Ketua persit ranting
5. Surat permohonan izin kawin dari Danki
6. Surat permohonan izin kawin dari Wadanyonif
7. Surat permohonan izin kawin dari Danyonif
Di tingkat
menghadap berjenjang ini saya harus menggunakan pakaian PSK (Pakaian
Seragam Kerja) Persit tanpa disematkan lencana. Selain itu ini HARUS
berjenjang, tidak bisa lompat lompat. Jadi ketika salah satu tidak ada,
kita harus menunggu atau mengejar (agresif ini maaah..). Selain itu kita
juga sowan ke tempat senior senior walaupun tidak ada di berkas.
Seharusnya sih berjenjang dari yang senior sampaiii paling senior, ini
mah tidak saya lakukan. Jika seniornya sedang tidak ada, kita ke
tetangga di sampingnya. hehehe. Di sini kita juga mengisi litsus lagi di
staf 1 Intel Yon dan pemeriksaan berkas di staf 3 Pers Yon.
Setelah itu
kita berlanjut ke brigade untuk meminta Surat permohonan izin Danbrigif.
Nah untuk ke sana, kita menghadap dulu ke Staf 3 Pers di Brigade untuk
dicek berkasnya dan mendapat nasehat. Lanjut ke Kasbrig barulah ke
Danbrig. Fiuuhhh.. lega? Masih ada 2 berkas lagi menanti!
Kali ini kita
menuju Divisi. Di sini kami harus menghadap Asintel Divif untuk litsus
kembali. Selesai dari litsus berlanjut ke pejabat agama. Mendapatkan
pencerahan soal pernikahan oleh pejabat agama divisi dan melengkapi
surat pernyataan pendapat pejabat agama. Berlanjut pengecekan berkas di
staf Pers Divisi dan menemui beberapa pejabat Pers di sana. Selanjutnya
kami diarahkan menuju Kasdivif dan Pangdivif. Selesainya rangkaian
kegiatan ini dengan mendapatkan surat izin kawin dari pangdiv.
Alhamdulillaaah.. selanjutnya tinggal diperbanyak untuk diserahkan ke
batalyon dan KUA.
Kisahnya sih
tidak seindah tulisan narasi yang pendek ini. Ada banyak menanti,
alhamdulillah saya membawa Gober bebek untuk menghibur (hehe). Ada
banyak galau dan risau takut tidak terkejar. Ada gugup ketika Mars dan
Hymne Persit harus dikumandangkan dari lisan ini. Ada kecewa ketika
penantian harus dilanjutkan esok hari karena yang bersangkutan tidak
ada. Ada grogi saat tes virginitas dilakukan. Namun di sini saya melihat
pekerjaan si mas dengan lebih dekat, melihat kesabaran dan kegigihan
beliau untuk memperjuangkan saya. Banyak tawa, banyak canda, dan heey
sama tidak sendirian.. pengajuan ramai-ramai nan menyenangkan!
Kehidupan
selanjutnya pun menanti setelah itu. Saya bersyukur ada nikah kantor.
Katakanlah kakek dan ayah saya seorang berbaju loreng pula. Namun saya
sangat apatis terhadap kehidupan mereka. Saya tak paham dan tak ingin
paham tentang cara beliau bersimbah keringat mencari rupiah. Melalui
proses panjang untuk mendapatkan SIK saya dibukakan tentang calon saya.
Jika saya tidak kuat, saya bisa berhenti saat itu. Namun lihatlah saya
menerima beliau dengan segala tanggung jawab di pundaknya. Tak perlu
lama saya menitikkan air mata, 5 bulan dari 9 bulan kehamilan saya
ditinggal suami. Pendidikan raider dilakukan 3 bulan dan hampir 2 bulan
untuk mejadi satgas pemadam kebakaran di Sumatra. Menuliskan perjuangan
mendapatkan SIK membuat saya lebih plong menghadapi penugasan suami
berikutnya.
sUMBER : http://aisyahberceloteh.blogspot.com/2016/01/kawin-kantor-ala-tni.html
0 komentar:
Posting Komentar