Selasa, 03 September 2019

Nikah Kantor ala TNI




Hari ini entah kenapa pengen sharing tentang kawin kantor! Sebenernyaaaa tahun lalu tanggal segini lagi rempong banget ngurusin kawin kantor jadilah saya ingin bernostalgia. Ijinkan yaaa...

Kawin kantor sebenernya hanyalah proses untuk mendapatkan SIK atau surat izin kawin dari satuan suami dinas untuk dilampirkan sebagai syarat ke KUA. Ga bisa dibilang "hanya" juga sih, perjalanannya lumayan seru dan menegangkan bagi saya dan calon saya saat itu. Tiap satuan terkadang ada perbedaannya. Cerita sedikit saya dilamar 12 Agustus 2013 dikarenakan si mas harus penugasan ke Lebanon setahun dan baru kembali Desember 2014. Syarat dari orang tua kami yaitu suami sudah mancapai gelar Lettu dan saya sudah selesai kuliah magister. Alhamdulillah syarat kami selesaikan pada tanggal 1 Oktober 2014. Saya dinyatakan lulus di yudisium dan si mas juga bertambah balok di pundaknya dari satu menjadi dua. Alhamdulillah. Namun dikarenakan mas akan Raider maka pernikahan yang semula bulan Maret dimajukan menjadi Februari. Kebut sana sini pun dilakukan. Maka dimulailah petualangan pengerjaan berkas nikah. 

Tantangan pertama adalah saya nomaden, KTP saya Jember, KK saya di Jakarta dan saya tinggal di Bandung. Lalu ke mana saya harus mengurus berkas nikah? Akhirnya saya pindahkan semua ke Bandung dan itu membutuhkan waktu hampir dua bulan. Itu sembari menunggu si mas pulang ke Indonesia saya menyicil yang bisa saya cicil. Berkas yang bisa saya cicil adalah:
1. Akta kelahiran calon istri
2. Surat Keterangan domisili calon istri
3. Surat Keterangan domisili orang tua calon istri
4. Surat keterangan domisili orang tua suami
5. SKCK Calon istri
6. SKCK Orang tua calon istri
7. SKCK Orang tua suami
8. Surat N1, N2, N3 dan N4 
9. Riwayat hidup calon istri
10. Ijazah terakhir calon istri

Mas sudah mendapatkan soft file dari senior yang terlebih dahulu nikah dan di sana ada lembar kontrol kawin, ada 30  item yang harus ada, dikrangi 3 bagi saya yaitu item surat pernyataan pindah agama dan untuk yang protestan (surat baptis, surat sidi, surat keanggotaan gereja) dan untuk yang katholik (surat baptis dan sertifikat kursus persiapan pernikahan dari gereja). Jadilah kami saling berkirim email untuk mengecek apakah ada yang kurang atau salah.

Ketika mas pulang maka akan ada sampul D dari batalyon untuk diberikan ke koramil, korem dan kodam. Selanjutnya selesai sampul D melengkapi lembar kontrol kawin selanjutnya.
1. Surat izin orang tua calon istri
2. Surat kesanggupan calon istri (bermasterai)
3. surat keterangan personalia
4. surat pernyataan kedua calon
5. surat pernyataan belum pernah menikah/janda
6. litsus dari korem/kodam
naaaah litsus ini dari sampul D itu... waktu itu hari minggu kita ditelpon asintel kodam untuk menghadap beliau. Waaah panik luaaar biasaaaa, dari cerita sabuk mas ketinggalan di batalyon, ga tau ruangan dan nyasar, sampai keriting menulis segala pertanyaan di kertas. Alhamdulillah akhirnya selesai minggu itu. Lalu kita berlanjut ke Yon mas.

Berkas apa yang dikerjakan selanjutnya?
1. Surat keterangan dokter
2. Surat pernyataan ketua pos KB
3. Surat keterangan ketua persit anak ranting 
4. Surat keterangan Ketua persit ranting 
5. Surat permohonan izin kawin dari Danki
6. Surat permohonan izin kawin dari Wadanyonif
7. Surat permohonan izin kawin dari Danyonif
Di tingkat menghadap berjenjang ini saya harus menggunakan pakaian PSK (Pakaian Seragam Kerja) Persit tanpa disematkan lencana. Selain itu ini HARUS berjenjang, tidak bisa lompat lompat. Jadi ketika salah satu tidak ada, kita harus menunggu atau mengejar (agresif ini maaah..). Selain itu kita juga sowan ke tempat senior senior walaupun tidak ada di berkas. Seharusnya sih berjenjang dari yang senior sampaiii paling senior, ini mah tidak saya lakukan. Jika seniornya sedang tidak ada, kita ke tetangga di sampingnya. hehehe. Di sini kita juga mengisi litsus lagi di staf 1 Intel Yon dan pemeriksaan berkas di staf 3 Pers Yon. 

Setelah itu kita berlanjut ke brigade untuk meminta Surat permohonan izin Danbrigif. Nah untuk ke sana, kita menghadap dulu ke Staf 3 Pers di Brigade untuk dicek berkasnya dan mendapat nasehat. Lanjut ke Kasbrig barulah ke Danbrig. Fiuuhhh.. lega? Masih ada 2 berkas lagi menanti! 

Kali ini kita menuju Divisi. Di sini kami harus menghadap Asintel Divif untuk litsus kembali. Selesai dari litsus berlanjut ke pejabat agama. Mendapatkan pencerahan soal pernikahan oleh pejabat agama divisi dan melengkapi surat pernyataan pendapat pejabat agama. Berlanjut pengecekan berkas di staf Pers Divisi dan menemui beberapa pejabat Pers di sana. Selanjutnya kami diarahkan menuju Kasdivif dan Pangdivif. Selesainya rangkaian kegiatan ini dengan mendapatkan surat izin kawin dari pangdiv. Alhamdulillaaah.. selanjutnya tinggal diperbanyak untuk diserahkan ke batalyon dan KUA. 

Kisahnya sih tidak seindah tulisan narasi yang pendek ini. Ada banyak menanti, alhamdulillah saya membawa Gober bebek untuk menghibur (hehe). Ada banyak galau dan risau takut tidak terkejar. Ada gugup ketika Mars dan Hymne Persit harus dikumandangkan dari lisan ini. Ada kecewa ketika penantian harus dilanjutkan esok hari karena yang bersangkutan tidak ada. Ada grogi saat tes virginitas dilakukan. Namun di sini saya melihat pekerjaan si mas dengan lebih dekat, melihat kesabaran dan kegigihan beliau untuk memperjuangkan saya. Banyak tawa, banyak canda, dan heey sama tidak sendirian.. pengajuan ramai-ramai nan menyenangkan!

Kehidupan selanjutnya pun menanti setelah itu. Saya bersyukur ada nikah kantor. Katakanlah kakek dan ayah saya seorang berbaju loreng pula. Namun saya sangat apatis terhadap kehidupan mereka. Saya tak paham dan tak ingin paham tentang cara beliau bersimbah keringat mencari rupiah. Melalui proses panjang untuk mendapatkan SIK saya dibukakan tentang calon saya. Jika saya tidak kuat, saya bisa berhenti saat itu. Namun lihatlah saya menerima beliau dengan segala tanggung jawab di pundaknya. Tak perlu lama saya menitikkan air mata, 5 bulan dari 9 bulan kehamilan saya ditinggal suami. Pendidikan raider dilakukan 3 bulan dan hampir 2 bulan untuk mejadi satgas pemadam kebakaran di Sumatra. Menuliskan perjuangan mendapatkan SIK membuat saya lebih plong menghadapi penugasan suami berikutnya.

sUMBER : http://aisyahberceloteh.blogspot.com/2016/01/kawin-kantor-ala-tni.html

0 komentar:

Posting Komentar