Selasa, 03 September 2019

Lika Liku Yang Harus Siap Dihadapi Jika Menjadi Istri Pria Berseragam


Mungkin bagi beberapa cewek, memiliki suami dari kalangan militer ataupun polisi adalah mimpi yang selalu dipanjatkan dalam doa. Menjadi istri seorang suami yang pekerjaannya mengabdi kepada negara tidaklah semudah yang dibayangkan. Ada suka duka yang terselip di balik kehidupan rumah tangga yang harus dijalankan. Saat sudah memutuskan untuk memiliki suami dari kalangan pria berseragam, saat itu pula kehidupan baru dimulai dengan konsekuensi yang harus diterima. Ini hanya sebagai referensi tentang bagaimana lika-liku perjalanan pernikahan dengan pria berseragam yang mungkin ada di antara kamu yang akan segera merasakannya.

Menikah dengan pria berseragam jadi kebanggaan tersendiri. Begini rasanya menuju pelaminan dengan suami yang mengenakan seragam kebanggaannya

Ada kebanggaan tersendiri saat bisa bersanding dengannya di pelaminan. Saat pasangan lain ‘hanya’ mengenakan pakaian adat seperti kebanyakan, dia tampak gagah dengan seragam yang dikenakan. Hari itu aku bilang pada dunia bahwa akulah wanita paling beruntung di seluruh jagat raya ini. Akupun berterimakasih pada Tuhan atas nikmat yang tak terkira ini.

Tapi, setelah itu harus siap akan cinta yang sering terbagi. Antara dia dan negara

Tugasnya sudah barang tentu mengabdi pada negara. Tak kenal kapan, di mana dan sedang apa, menjadi istri seorang tentara atau polisi sudah pasti harus siap kapanpun suami dipanggil tugas. Entah itu tengah malam atau sedang tanggal merah. Terkadang sedih juga. Tapi apa mau dikata, begitulah resiko bersuamikan pria berseragam. Toh saat melamar dulu, hal ini menjadi yang paling utama dibicarakan dan sering untuk diingatkan. Baiklah, sebagai istri, aku harus kuat dan mendukung apapun yang dilakukannya dalam pekerjaan.

Kata orang, memulai adalah hal yang paling sulit. Begitu juga saat menemani perjuangan suami di awal karirnya

Menikah saat suami baru saja memulai awal karir rasanya seperti bayi yang baru saja belajar berjalan. Tertatih, pelan-pelan, kadang pakai jatuh, tapi bangkit, berdiri dan mulai jalan lagi. Banyak cerita menyebutkan bahwa orang tua akan membuka peluang lebih besar untuk anak gadisnya jika ada pria yang datang dengan seragamnya daripada hanya seorang ‘laki-laki biasa’.
Orang menganggap dipinang pria berseragam sudah pasti akan terjamin kehidupannya. Nyatanya, kemampuan mengelola keuangan adalah salah satu yang juga harus dimiliki seorang istri dari para pria berseragam ini, karena pendapatannya kadang hanya cukup untuk kebutuhan sehari-hari dan belum bisa disisihkan untuk masuk tabungan.


Sumber : https://www.hipwee.com/wedding/7-lika-liku-saat-menjadi-istri-pria-berseragam-siap-ditinggal-untuk-mengabdi-adalah-salah-satunya/

 


Berikut ini kisah penuturan dari seorang istri TNI:


Menikah dengan seorang TNI itu tantangannya berat sekali dari persiapan menikahnya pun sedikit ribet, perlu syarat berkas nikah kantor, sampe ACC & menghadap Komandan2nya.

Suami saya seorang perwira TNI AU lulusan AAU 2009 dan sekarang berpangkat Lettu dari kesatuan Paskhas

Sekarang usia pernikahan kami sudah 1 Tahun 1 Bulan, sayangnya kami belum dikaruniai seorang anak, karena kondisi kami terus berjauhan. Suami saya sedang tugas Pam Satgas di Puncak Jaya dan saya tidak dapat ikut serta bersama dia kecuali kalau sedang kedinasan di batalyon, maka saya bisa ikut suami dinas.

Begitu banyak tantangan tetapi juga banyak kebahagiaan yang kami rasakan, tentunya perasaan rindu yang teramat sangat karena lama tidak bertemu.

Suasana Batalyon Paskhas yang saya temui sangat hangat seperti Batalyon Inf. yang pernah saya tempati dulu (Ayah seorang Perwira TNI AD & sudah Alm). Ibu-ibu pengurus dan anggota PIA Ardhya Garini sebutan untuk ibu persitnya di TNI AU sangat ramah dan baik, selagi kita bisa menjaga diri di sana.

Kuncinya kata mereka, menjaga penampilan/pakaian, menjaga sikap, menjaga perkataan dan saling menghormati. Tentu mereka akan tetap menghormati kita, apalagi jika pangkat suami adalah perwira dan ada tingkatan2nya. dari Komandan Batalyon, Wakil Komandan, Danton (Perwira Letda & Lettu) dari AAU, Wamil & Secapa.

Kembali ke persoalan jauh2an sama suami tadi. Kita sebagai istri seorang TNI harus berjiwa kuat, tegar, gagah dan dapat dipercaya, harus mandiri ketika suami tidak dapat membantu di saat kondisi kita harus berjuang sendiri.

Istri TNI pun tidak boleh cengeng, dan wajib menjaga diri dan nama baik keluarga dari hal2 yang tidak diinginkan. Tentunya seorang TNI jg selektif sekali dalam memilih calon istri dan calon ibu untuk anak2nya kelak. TNI mencari istri yang sederhana dan mandiri serta sabar

Sebagai istri TNI saya dituntut untuk sabar dan kuat. Ya beginilah pengorbanan istri TNI yang di nomor dua kan dari pada tugas mereka dalam menjaga NKRI. Sebagai istri ada baiknya selalu mendo'akan suami agar selalu diberikan kesehatan, keselamatan serta perlindungan selama mereka bertugas. dan tentunya berdoa agar suami gak macem2 di sana.

Jadi seorang calon istri TNI harus kuatkan mental sebelum menikah dengan TNI. Persiapkan mental dengan segala konsekuensi dan kesepakatan bersama.




0 komentar:

Posting Komentar