Kamis, 05 September 2019

Tes Psikologi atau Psikotes BINTARA TNI AD


Calon peserta seleksi masuk  biasanya kurang memahami Tes Psikologi Bintara TNI AD. Apa tujuannya? Berapa macam jenisnya? Bagaimana model soalnya? 
Kebanyakan calon tidak paham. Jika calon maju mengikuti Tes Psikologi umumnya hanya berbekal semangat.
Hal itulah tentu tidak elok, sebab ketidaktahuannya tentang Tes Psikologi menyebabkan calon banyak melakukan kesalahan, akibatnya calon gagal masuk menjadi Taruna . sayang bukan?
Tes Psikologi Bintara TNI AD mengungkap banyak hal antara lain kecerdasan, kejujuran, ketelitian, keberanian, minat bakat, dan ketahanan. Tes Psikologi Bintara TNI AD untuk menemukan calon yang cocok dan mampu menjadi Taruna . calon yang tidak cocok dan tidak mampu menjadi Taruna  pun dapat diungkap dengan jelas Tes Psikologi biasanya menggugurkan calon yang amat banyak.

Oleh karena itu sebelum mengikuti Tes Psikologi sebaiknya calon Mengetahui berbagai bentuk Tes Psikologi Bintara TNI AD. Mengapa? Pengetahuan tentang berbagai bentuk Tes Psikologi itu amat penting dengan mengetahui bentuk-bentuk Tes Psikologi, calon peserta dapat mempersiapkan diri untuk menghadapinya.

Berikut ini Bentuk - Bentuk Tes Psikologi atau Psikotes BINTARA TNI AD  , Mari simak baik - baik.

1. Tes Logika Aritmatika

Tes ini terdiri atas deret angka, yang diukur dalam Tes ini adalah kemampuan analisis peserta Tes dalam memahami pola pola, atau kecenderungan tertentu, atau dalam wujud deret angka, untuk kemudian memprediksi hal-hal lain berdasarkan pola tersebut

Contoh : 
  1. 8 4 2 1 ½ ……...
    (Angka Berikutnya ¼ karena dari deret itu dapat disimpulkan bahwa angka di belakangnya merupakan separo dari angka di depannya.)
  2. 45 15 18 6 9 3 ……...
    (Angka berikutnya 6, karena polanya dibagi 3 lalu ditambah 3. dibagi tiga lalu ditambah 3).

2.  Tes Logika Penalaran

Tes ini terdiri 2 bagian Kata, yang mempunyai hubungan atau analog untuk melengkapi bagian yang kosong (………..)  disediakan lima pasang pilihan yang ditandai dengan huruf a, b, c, d, dan e. Tugas peserta Tes hanya memilih salah satu pasangan jawaban itu yang diukur dalam Tes ini adalah kemampuan logika terhadap sebuah kondisi untuk memahami sebab-akibat suatu permasalahan.

Contoh :
1. Mobil – Bensin = Pelari – ….
A. Makanan
B. Sepatu
C. Kaos
D. Lintasan
Jawaban : A.  Makanan
Pembahasan : Mobil berjalan menggunakan sumber energi bensin. Sedangkan pelari (manusia) menggunakan sumber energi makanan.

3.  Wartegg Test

Tes ini terdiri atas delapan kotak yang berisi bentukan-bentukan tertentu seperti : titik, garis kurva, 3 garis sejajar, kotak, dua garis saling memotong, dua garis terpisah, 7 buah titik tersusun melengkung, dan garis melengkung.
Peserta Tes diminta melanjutkan bentukan itu menjadi sebuah gambar yang diinginkan, kemudian menuliskan urutan gambar yang telah dibuat, lalu menuliskan nomor gambar gambar mana yang paling disukai, tidak disukai, sulit, dan mudah. yang diukur dalam Tes ini antara lain emosi, imajinasi, intelektual, kreativitas, dan ketegasan.
Contoh :

4.  Army Alpha Intelegence Test 

Tes ini berupa kombinasi deretan angka dan deretan bentuk. suatu soal kadang-kadang terkait dengan soal sebelumnya, yang diukur dalam Tes ini adalah kemampuan daya tangkap anda dalam menerima dan melaksanakan instruksi dengan cepat dan tepat.
Contoh :

5.  Edward Personal Preference Schedule (EPPS)

Tes ini terdiri atas pilihan-pilihan jawaban yang paling mencerminkan diri Anda. Tes ini dipergunakan untuk mengetahui seberapa besar motivasi kebutuhan dan motif seseorang.
Contoh :

6.  Kraepelin atau Tes koran

Model Tes ini pada mulanya ditemukan oleh kraepelin, kemudian dikembangkan dan dibakukan oleh pauli, Tujuannya untuk mengungkap keuletan atau daya tahan, kecepatan, kemauan, atau kehendak, emosi, penyesuaian diri, dan stabilitas diri. peserta Tes. 

Karena itu Tes ini menuntut konsentrasi, ketelitian, stabilitas emosi, dan daya tahan yang Prima. Semakin banyak kesalahan yang dibuat, menunjukkan bahwa peserta Tes, adalah orang yang tidak teliti, tidak Cermat, tidak hati-hati, dan kurang memiliki daya tahan yang cukup, terhadap stres dan tekanan pekerjaan.
Contoh :

7.  Tes Menggambar Pohon

Tes ini berupa Perintah agar menggambar pohon dengan ketentuan berkambium, bercabang, dan berbuah. Dengan demikian tidak benar, jika menggambar pohon bambu, pisang, padi, dan tanaman monokotil lainnya.
Contoh : 

8.  Tes Menggambar Orang

Tes ini berupa perintah untuk menggambar orang, kemudian mendeskripsikan usia jenis kelamin, dan kegiatan orang tersebut. dan ini dipergunakan untuk mengetahui tanggung jawab, kepercayaan diri, kestabilan, dan ketahanan kerja.
Contoh :
Demikian Artikel tentang Tes Psikologi atau Psikotes BINTARA TNI AD ini, Semoga Lolos dan Sukses Tes  nya. Semoga Bermanfaat. jangan lupa share ke teman-teman kamu. Terima Kasih

Sumber : Supertrik Lolos Tes TNI POLRI (Asul Wiyanto)
Sumber : https://ex-school.com/artikel/tes-psikologi-atau-psikotes-bintara-tni-ad






Rabu, 04 September 2019

Mengintip Pelantikan Para Perwira TNI - Polri Usai Dilantik Jokowi

Presiden Joko Widodo melantik 724 perwira pertama TNI-Polri melalui upacara Prasetya Perwira (Praspa) TNI-Polri 2018 di Istana Merdeka (Setkab.go.id)

Merahputih.com - Presiden Joko Widodo secara resmi melantik 724 perwira pertama TNI-Polri melalui upacara Prasetya Perwira (Praspa) TNI-Polri 2018 di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (18/7). Presiden melantik para perwira yang disahkan melalui Keppres Nomor 56 TNI dan Keppres Nomor 57 Polri.
Jokowi juga menyematkan tanda pangkat perwira penerima Adhi Makayasa kepada empat perwira. Keempatnya adalah Sermatutar Rovi Ardya Prawira dari Akademi Militer, Sermatutar M Faishal 

Djauheri dari Akademi Angkatan Laut, Sermatutar Summa Laras Fatsagunar dari Akademi Angkatan Udara, serta Brigtar Dolly Septian dari Akademi Kepolisian.
Usai para perwira TNI-Polri mengucapkan sumpah, mereka secara bergantian melakukan selebrasi. Selebrasi yang dilakukan tiap-tiap matra pun berbeda-beda.
Selebrasi pertama dilakukan 225 perwira TNI AD, lulusan dari Akademi Militer (Akmil) Magelang, Jawa Tengah. Secara lantang dan kompak, mereka meneriakkan yel-yel dan diikuti sujud syukur bersama-sama. Menyusul kemudian 102 perwira TNI AL, lulusan Akademi Angkatan Laut (AL) Surabaya, Jawa Timur. Mereka secara kompak menyanyikan yel-yel. Yang jadi pembeda, usai yel-yel mereka melemparkan topi putihnya ke udara setinggi-tingginya.


Lalu, 119 perwira TNI AU lulusan Akademi Angkatan Udara (AU) Yogyakarta menyusul kemudian. Mereka melakukan selebrasi kelulusan dengan meneriakkan yel-yel. Setelah itu, mereka bergaya dengan kacamata hitamnya masing-masing. Tak lupa, kepala mereka menengadah ke atas sembari memandang ke langit. Terakhir dilakukan oleh 278 perwira pertama lulusan Akademi Kepolisian (Akpol) Semarang, Jateng. Berbeda dengan para perwira TNI, tak ada yel-yel yang diserukan oleh mereka. Namun, para perwira pertama Polri itu hanya menyanyikan lagu Hymne Bhakti Pertiwi. "Bakti kami, persembahan, bakti kami untuk Ibu Pertiwi," seru mereka.
Mereka kemudian sejenak diam dan mengambil posisi sujud syukur. Tak sampai di situ, para perwira pertama Polri itu kemudian mengambil setangkai bunga dari saku masing-masing dan melemparkannya ke udara.

Tunjukkan Kecerdasan

Dalam pidatonya, Presiden Jokowi meminta ke-724 perwira TNI/Polri yang baru dilantik tersebut untuk menunjukkan kecerdasan dan ketangkasan dalam menghadapi perubahan zaman. “Tunjukkan kemampuanmu untuk menaklukkan setiap tugas kedinasan yang diberikan,” pesan Presiden seperti dikutip setkab.go.id.
Jokowi menegaskan, ,enjadi perwira TNI dan Polri adalah membuka ladang pengabdian yang membanggakan, pengabdian untuk ideologi negara Pancasila, NKRI, konstitusi, Bhinneka Tunggal Ika, serta untuk Indonesia maju yang semakin jaya.
Dalam kesempatan itu Presiden Jokowi juga mengingatkan, bahwa kehormatan yang diterima para perwira saat ini dan yang akan datang memang merupakan hasil jerih payah mereka.
Namun hal itu tidak mungkin diperoleh jika tidak ada pengorbanan dari para orang tua, ketekunan dan dedikasi dari instruktur dan pelatih, dukungan dari negara, dan hamparan kesempatan dari Ibu Pertiwi.
“Inilah saatnya Saudara-saudara bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala anugerah-Nya. Inilah saatnya saudara-saudara bersimpuh kepada Ibu Pertiwi,” tutur Presiden Jokowi. (*)


Sumber : https://merahputih.com/post/read/mengintip-meriahnya-selebrasi-para-perwira-tni-polri-usai-dilantik-jokowi

Tips Lolos Tes Pantukhir Bintara TNI AD


Pantukhir adalah akronim dari pemantauan akhir, karena itu pelaksanaan Pantukhir selalu pada akhir rangkaian Tes, ada dua kali Pantukhir yaitu pantukhirda dilakukan oleh panitia daerah dan Pantukhirpus dilakukan oleh panitia Pusat.

Tes Pantukhir Bintara TNI AD merupakan tahapan Tes penghabisan artinya tidak ada lagi tahapan Tes setelah Pantukhir. calon Bintara TNI AD yang sudah sampai babak Pantukhir dapat dikatakan sudah dekat dengan kelulusan ibarat bermain bola calon itu sudah berhasil menggiring bola sampai di depan gawang.
Ada yang mengatakan bahwa semua calon yang masuk babak Pantukhir sebenarnya calon yang sudah memenuhi persyaratan atau sudah lulus berbagai Tes. tetap jumlah calon yang memenuhi persyaratan itu lebih banyak daripada Jatah yang diterima. karena itu sebagian harus disisihkan meskipun sudah memenuhi syarat.

Nah, Tes Pantukhir Bintara TNI AD itu bertujuan untuk memilih yang benar-benar memenuhi syarat sekaligus untuk menyisihkan sebagian calon agar yang tersisa sesuai dengan kuota dan jatah.
Dalam pelaksanaan Tes Pantukhir Bintara TNI AD calon diperiksa postur atau bentuk fisiknya hanya memakai pakaian dalam dan kesesuaiannya dengan data tertulis hasil Tes administrasi, kesamaptaan jasmani, kesehatan, dan psikologi, serta mental ideologi. selain diamati calon juga diperintahkan melakukan sesuatu dan ditanya atau diwawancarai.

Karena itu sebaiknya selalu memperhatikan saran berikut Agar lolos Tes Pantukhir Bintara TNI AD 

  • Sebelum berangkat, calon harus mandi, membersihkan mata, hidung, gigi, dan lain-lain. sampai benar-benar bersih, jika ada memakai sedikit parfum, agar tidak bau jika berkeringat, pakailah celana dalam baru yang belum pernah dipakai.
  • Belajar PBB (Peraturan Baris-Berbaris) terutama sikap sempurna, hadap kanan, hadap kiri, dan lain-lain.
  • Berlatihlah di depan kaca besar, supaya kelihatan bagian tubuh yang miring, bahu yang tidak rata, dan biasakan Sikap berdiri yang benar dengan postur lurus.
  • Pelajari cara pandang mata yang mendatar dan tajam.
  • Pelajari sikap suara yang keras dan tegas.
  • Buat catatan dan hafalkan nama, tanggal lahir, tempat lahir, tempat tinggal Anda, kemudian Pekerjaan ayah ibu, kakek nenek, dan saudara.
  • Persiapkan segala sesuatu sebelum berangkat Jangan sampai ada yang ketinggalan.
  • Periksa kerapihan rambut dan kuku.
  • Berusaha tenang, Jangan cemas, dan tegang. Berdoalah untuk membantu menenangkan diri.
  • Buatlah diri anda merasa nyaman selama melaksanakan Pantukhir, tetapi jangan terlalu santai seperti berada di rumah sendiri.
  • Buat kesan yang baik saat diwawancarai.
  • Jika ditanya apa saja, segeralah menjawab dengan jelas dan secukupnya dengan suara yang lantang dan pandangan mata fokus ke arah mata penanya, (Jangan memandang ke arah lain).
  • Tetaplah bersemangat berpikiran positif tetapi jangan berlebihan.
  • Jika ditanya, Sebutkan cita-cita anda dengan spesifik, dan jelas jangan terlalu idealis nanti dianggap pembohong.
  • Jika ditanya, Jelaskan alasan Anda masuk TNI secara positif!    
Demikian Artikel tentang TIPS Lolos Tes Panthukhir Bintara TNI AD  ini, Semoga Lolos dan Sukses Tes Pantukhir Bintara TNI AD nya. Semoga Bermanfaat. jangan lupa share ke teman-teman kamu. Terima Kasih

Sumber : Supertrik Lolos Tes TNI POLRI (Asul Wiyanto)
Sumber : https://ex-school.com/artikel/tips-lolos-tes-pantukhir-bintara-tni-ad

Pentingnya Tes Kesehatan Dalam Penerimaan TNI

Tes kesehatan Bintara TNI AD biasanya dilakukan dua tahap Tahap pertama khususnya pemeriksaan bagian luar tubuh seperti tinggi dan berat badan, postur, telinga, kulit, virginitas dan payudara (khusus wanita), varikokel dan hernia (khusus pria), ambeien, amandel, tangan, dan jemari, mata, gigi, THT, alat reproduksi, anus, bentuk kaki X atau O, varises hingga telapak kaki, dalam tahap ini calon diperiksa oleh panitia Tes khususnya panitia bidang kesehatan.

Tes kesehatan Bintara TNI AD, Tahap Kedua khusus pemeriksaan bagian dalam tubuh pemeriksaan itu meliputi : urine, darah, dan Rontgen.
  • Pemeriksaan urine untuk mendeteksi penyakit ginjal dan kencing manis.
  • Pemeriksaan darah dapat diketahui normal tidaknya asam urat kolesterol gula darah HB lemak darah Tri gliserol dan lain-lain.
  • Pemeriksaan rontgen akan diketahui ada tidaknya kelainan atau penyakit paru-paru jantung dan organ sekitarnya 
  • Selain itu calon juga menjalani pemeriksaan dengan EKG atau elektrokardiogram atau rekam jantung untuk melihat kondisi jantung dalam keadaan baik atau tidak baik 
  • Pemeriksaan dengan USG atau ultrasonografi untuk mengetahui benda asing Seperti batu ginjal spirometri untuk mengatur kekuatan pernafasan audiometri untuk mengatur kepekaan pendengaran dan lain-lain

Pemeriksaan kesehatan memang alamat lengkap menjangkau semua tubuh baik bagian luar maupun dalam biasanya calon hanya pasrah menjalani pemeriksaan kesehatan sebabnya pada umumnya calon tidak paham mengenai peralatan yang digunakan untuk mengetes kesehatannya calon biasanya hanya dapat menunggu hasil pemeriksaan lulus atau tidak.

Dalam kenyataannya peserta Tes kesehatan Bintara TNI AD itu banyak yang gagal alias tidak lulus Mengapa?
Peserta tidak lulus karena belum paham penilaian seperti apakah saat diuji nanti.
lalu...
Alasan panitia Tes bidang kesehatan menggugurkan peserta-peserta yang gagal dalam Tes kesehatan, Tentu saja tidak diikutkan Tes tahap berikutnya. Nah, agar dapat mengikuti Tes tahap berikutnya peserta harus berusaha mempersiapkan diri untuk meningkatkan kualitas kesehatannya.

Cara Menjaga Kesehatan Sebelum Tes Kesehatan BINTARA TNI AD antara lain sebagai berikut :

  1. Masalah kesehatan ada yang kasat mata ada yang tidak hanya dokter ahli di bidangnya yang mengetahui kualitas kesehatan seseorang secara keseluruhan, Oleh karena itu jauh hari sebelum pendaftaran kira-kira 6 bulan hingga 1 tahun calon peserta Tes sebaiknya melakukan general check up di rumah sakit polisi atau rumah sakit tentara terdekat, tujuannya untuk mengetahui kondisi tubuh secara lengkap, jika terdapat kekurangan atau menderita suatu penyakit dapat segera diatasi.

    Misalnya dalam general check up untuk diketahui bahwa calon menderita sakit amandel, penyakit itu dapat disembuhkan dengan operasi ringan sebelum pelaksanaan Tes kesehatan, jika tidak melakukan General check up calon tentu dinyatakan tidak lulus karena menderita sakit amandel.
  2. Untuk menghadapi pemeriksaan darah laboratorium sebaiknya calon minum air putih sebanyak-banyaknya sebaiknya calon juga sering minum jus buah makan sayur-sayuran dan buah-buahan.
  3. Agar tekanan darah ideal calon peserta sebaiknya beristirahat cukup disarankan calon tidak begadang dan melakukan kegiatan yang terlalu berat, begadang dan melakukan kegiatan berat dapat mempengaruhi tekanan darah menjadi kurang ideal.
  4. Sebelum menjalani pemeriksaan urine sebaiknya calon minum air putih yang banyak minuman bersuplemen dan minuman keras harus dihindari, demikian pula minum obat-obatan dan multivitamin yang tidak diperlukan calon harus berusaha tidak mengkonsumsi obat-obatan jenis apapun minimal 4 hari sebelum jadwal pemeriksaan kesehatan.
  5. Agar paru-parunya baik calon peserta Tes harus berhenti merokok, sebaiknya calon sering menghirup udara segar di pagi hari udara pagi yang paling baik untuk paru-paru adalah udara pagi di pantai. khusus calon yang pernah menjadi perokok aktif tiap hari berturut-turut selama 4 hari sebelum pemeriksaan.
  6. Sebaiknya minum minuman bersoda, Mengapa? minuman bersoda itu akan membersihkan paru-paru sehingga akan terlihat bersih saat di rontgen. Selain minuman bersoda calon dapat menggantinya dengan air kelapa hijau muda jika ada air kelapa Wulung lebih baik.
  7. Untuk menjaga kesehatan telinga sebaiknya calon tidak membiasakan mengorek telinga dengan cotton bud. jika terasa gatal atau terasa ada kotoran didalam telinga sebaiknya pergi ke dokter THT dan minta dibersihkan. menggunakan katenbat yang berlebihan dapat menyebabkan iritasi pada kulit dalam telinga atau bahkan dapat merusak gendang telinga, sebenarnya kotoran dalam telinga tidak membahayakan bahkan berguna untuk melindungi lobang telinga dari gangguan serangga, di kulit dalam telinga terdapat bulu-bulu halus yang bergerak mengeluarkan kotoran dengan demikian sebenarnya lobang telinga terjaga kebersihannya secara alami.
  8. Untuk kesehatan mata sebaiknya calon banyak makan buah-buahan yang mengandung vitamin A, seperti wortel. sebaiknya calon tidak terlalu berlebihan berada di depan layar TV atau monitor komputer. ketika sedang membaca jarak pandang harus dijaga sebaik nya tidak membaca sambil tiduran. jika merasa ada gangguan atau sakit sebaiknya segera pergi ke dokter mata di periksa dan diminta diobati.
  9. Untuk menghadapi Tes kesehatan secara umum dapat dikatakan bahwa calon harus menjalani pola hidup sehat rokok alkohol dan narkoba harus dihindari, biasakan makan makanan 4 sehat 5 sempurna. Minumlah susu rendah lemak dan jauhi Susu full cream Hindari makanan berlemak minimal dua minggu menjelang Tes kesehatan.
  10. Kurangi makan makanan pedas dan minum es berolahragalah secara rutin olahraga yang paling dianjurkan adalah jogging setiap pagi selama 10 sampai 15 menit, tidur minimal 8 jam sehari menjelang Tes kesehatan. pastikan tubuh benar-benar dalam kondisi segar dan rileks hadapi semua kegiatan Tes dengan ceria jangan tegang dan takut berdoalah agar semua lancar dan lulus tes.  

Sumber : https://ex-school.com/artikel/tes-kesehatan-bintara-tni-ad-dan-tips-menjaga-kesehatan-secaba

Tata Cara Pendaftaran TNI Beserta Tahapannya



TRIBUNSOLO.COM, SUKOHARJO - Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Darat (AD) tahun 2019 ini kembali membuka pendaftaran bagi calon prajurit baru terdiri dari prajurit sumber Perwira, Bintara, dan Tamtama.

Berikut syarat dan tata cara mendaftar TNI AD tahun 2019.
1. Warga negara indonesia
2. Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang maha Esa
3. Setia kepada NKRI yang berdasarkan pancasila dan UUD RI tahun 1945
4. Usia min 18 tahun dan maks 22 tahun pada saat pembukaan pendidikan
5. Tidak memiliki catatan kriminalitas yang dikeluarkan secara tertulis oleh POLRI
6. Sehat jasmani dan rohani
7. Tidak sedang kehilangan hak menjadi prajurit berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap.

Persyaratan lain
1. Pria/wanita, dan bukan anggota/mantan prajurit atau PNS TNI/POLRI
2. Belum pernah menikah dan sanggup tidak menikah selama dalam pendidikan pertama sampai dgn 2 (dua) tahun setelah selesai pendidikan pertama
3. Memiliki tinggi badan sekurang-kurangnya 165 cm utk pria (Akmil,Caba) atau 163 cm (Tamtama) dan 160 cm untuk wanita serta memiliki berat badan seimbang menurut ketentuan yang berlaku
4. Bersedia menjalani ikatan dinas pertama (IDP) selama 10 (sepuluh) tahun
5. Harus mengikuti pemeriksaan/pengujian yang diselenggarakan oleh panitia penerimaan yang meliputi : administrasi; kesehatan; jasmani; mental ideologi; psikologi; dan akademik.
6. Berijazah minimal SMP/MTS (Tamtama) atau SMA/MA/SMK (Bintara) atau SMA/MA jurusan IPA (Akmil) sesuai kebutuhan
7. Bersedia ditempatkan di seluruh wilayah negara kesatuan Republik Indonesia

Persyaratan tambahan
1. Harus ada surat persetujuan mengikuti seleksi menjadi prajurit TNI AD dari orang tua/wali dan tidak melakukan intervensi terhadap panitia penerimaan dalam bentuk apapun, kapanpun dan dimanapun
2. Tidak bertato/bekas tato (pria & wanita) dan tidak ditindik/bekas tindik telinganya atau anggota badan lainnya (pria), kecuali yang disebabkan oleh ketentuan adat
3. Surat keterangan rekomendasi dari Babinsa

Bahan administrasi yang disiapkan
1. Pasfoto 4 x 6
2. Kartu tanda penduduk (KTP) calon
3. Kartu tanda penduduk (KTP) orang tua/wali
4. Kartu keluarga
5. Akte kelahiran
6. Surat keterangan catatan kepolisian (SKCK)
7. Ijazah dan skhu SD/MI, SMP/MTS, SMA/MA/SMK
8. Raport SMA (Akmil, Bintara), Raport SMP/MTS (Tamtama)
9. Kartu peserta UN

Tatacara pendaftaran
1. Pendaftaran secara Online melalui website di http://rekrutmen-tni.mil.id
2. Melaporkan diri ke tempat pendaftaran dengan membawa hasil Print Out daftar
Online dan membawa persyaratan administrasi asli dan menyerahkan fotokopi. (*)


Artikel ini telah tayang di Tribunsolo.com dengan judul Pendaftaran TNI AD 2019 Dibuka, Berikut Tata Cara dan Persyaratannya, https://solo.tribunnews.com/2019/07/13/pendaftaran-tni-ad-2019-dibuka-berikuttata-cara-dan-persyaratannya.
Penulis: Agil Tri
Editor: Garudea Prabawati

Selasa, 03 September 2019

Kontribusi TNI Untuk NKRI

KOMPAS.com - Pembangunan nasional yang dimulai dari pinggiran dan desa-desa akan berjalan maksimal jika semua elemen masyarakat ikut mendukung. Termasuk, dukungan dari Tentara Nasional Indonesia (TNI). Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Marwan Jafar mengatakan dukungan TNI sangat strategis dalam membangun desa, khususnya di desa tertinggal dan desa perbatasan agar terjadi pemerataan pembangunan secara nasional. “TNI yang memiliki tugas pokok bidang pertahanan Negara, tentu perlu memulai tugas ini dengan penguatan dalam bentuk lain, seperti daya tahan ekonomi, budaya, kesehatan, dan politik yang memadai,” ujar Marwan, dalam acara Apel Danrem Dandim Terpusat Tahun Angkatan 2015, di gedung AKMIL Magelang Jawa Tengah, Rabu (18/11/2015). Marwan mengingatkan, tugas TNI dapat dibagi menjadi dua, yaitu operasi militer untuk perang dan operasi militer selain perang. Ada juga tugas kedua yang dilaksanakan saat tidak melakukan perang. Tugas ini tidak kalah mulia dan bermanfaat bagi masyarakat Indonesia. Tugas itu salah satunya adalah peran TNI dalam mendukung ketahanan pangan yang sangat dibutuhkan. Pelaksanaan tugas ini dapat dilihat, misalnya keterlibatan TNI dalam membantu ketahanan pangan di wilayah Papua, keterlibatan TNI dalam memacu peningkatan produksi beras, jagung, dan kedelai di wilayah Sulawesi Utara, dan masih banyak lagi peran TNI dalam membantu menjaga ketahanan pangan di Indonesia. “Pembangunan desa akan berjalan lebih efektif dan cepat bila ada dukungan dari semua elemen, termasuk TNI. Ini tugas mulia demi kemajuan bangsa,” kata Marwan. Dijelaskan Marwan, sejauh ini sudah ada Program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) yang merupakan salah satu program kerja sama antara TNI AD dengan seluruh komponen instansi pemerintah daerah guna membangun secara fisik maupun nonfisik. Program ini bertujuan untuk memenuhi fasilitas- fasilitas umum yang ada di daerah guna kepentingan masyarakat luas. “Salah satu contoh program TMMD, adalah di Desa Bakung-Bojonegoro. TNI bersama masyarakat desa melakukan pembenahan paving jalan, renovasi rumah, mushola dan jembatan serta normalisasi saluran irigasi. Selain itu program TMMD juga melakukan penyuluhan di Balai Desa untuk pemanfaatan 50 bibit tanaman yang menjadi program kebun sehat bergizi posyandu desa Bakung,” ujar Marwan. Pemerataan Peran TNI dalam membangun desa juga sangat terkait dengan pemerataan pembangunan nasional. Marwan membeberkan data bahwa selama ini terjadi kesenjangan pembangunan antara Kawasan Barat Indonesia (KBI) dan Kawasan Timur Indonesia (KTI). Hal ini bisa dilihat dari nilai pertumbuhan PDB (Produk Domestik Bruto). Selama 30 tahun, pembangunan masih terpusat di wilayah Jawa dan Sumatra. Sejak 1983 -2013, PDB wilayah Timur Indonesia tidak mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Produk Domestik Bruto (PDB) pada 2013 wilayah Maluku dan Papua hanya 2,2 persem, Bali dan Nusa Tenggara 2,5 persen, Sulawesi 4,8 persen, dan Kalimantan 8,7 persen. Produk Domestik Bruto tertinggi adalah Sumatra 23,4 persen dan Jawa 58,0 persen. Selain itu, berdasarkan RPJMN 2015-2019 terdapat 122 kabupaten tertinggal. Di antara jumlah itu, kemudian, ada 103 kabupaten (84,43 persen) berada di Kawasan Timur Indonesia (KTI), dan 19 kabupaten (15,57 persen) berada di Kawasan Barat Indonesia (KBI). Selain itu jumlah desa tertinggal Indonesia juga relatif tinggi. Sebanyak 20.176 desa dari total 74.093 desa di Indonesia merupakan desa tertinggal. Sebagian besar desa tertinggal terdapat di Kawasan Timur Indonesia (KTI). Papua adalah salah satu wilayah di KTI yang memiliki jumlah desa tertinggal paling tinggi yaitu Sebanyak 6.071 desa dari total 6.746 desa (91 persen) . Pada bagian akhir, Marwan berharap TNI terutama para danrem (komandan komando resor militer) dan dandim (komandan distrik militer) yang menjadi ujung tombak bertugas di daerah perbatasan negara perlu lebih berperan aktif mengambil bagian dalam menyelesaikan persoalan bangsa yang benar-benar dirasakan oleh rakyat. Ini antara lain karena dalam aspek penyiapan wilayah sebagai kantong pertahanan yang efektif yang menjadi tugas pokok TNI tentu saja perlu dimulai dari perkuatan bentuk lain seperti daya tahan ekonomi, budaya, kesehatan dan politik yang memadai. “Terobosan dan strategi dalam pembangunan daerah perbatasan tersebut diharapkan pada akhirnya akan mewujudkan Daerah Perbatasan sebagai Kawasan Beranda Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdaya saing, berdaulat dan aman,” pungkas Marwan.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Membangun Desa Tertinggal Butuh Peran TNI", https://money.kompas.com/read/2015/11/20/170822826/Membangun.Desa.Tertinggal.Butuh.Peran.TNI.
 TUGAS






 (1) Tugas pokok TNI adalah menegakkan kedaulatan negara, mempertahankan keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, serta melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia dari ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara.

(2) Tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan:

    a. operasi militer untuk perang;
    b. operasi militer selain perang, yaitu untuk:
  1. Mengatasi gerakan separatis bersenjata;
  2. Mengatasi pemberontakan bersenjata;
  3. Mengatasi aksi terorisme;
  4. Mengamankan wilayah perbatasan;
  5. Mengamankan objek vital nasional yang bersifat strategis;
  6. Melaksanakan tugas perdamaian dunia sesuai dengan kebijakan politik luar negeri;
  7. Mengamankan Presiden dan Wakil Presiden beserta keluarganya;
  8. Memberdayakan wilayah pertahanan dan kekuatan pendukungnya secara dini sesuai dengan sistem pertahanan semesta;
  9. Membantu tugas pemerintahan di daerah;
  10. Membantu Kepolisian Negara Republik Indonesia dalam rangka tugas keamanan dan ketertiban masyarakat yang diatur dalam undang-undang;
  11. Membantu mengamankan tamu negara setingkat kepala negara dan perwakilan pemerintah asing yang sedang berada di Indonesia;
  12. Membantu menanggulangi akibat bencana alam, pengungsian, dan pemberian bantuan kemanusiaan;
  13. Membantu pencarian dan pertolongan dalam kecelakaan (search and rescue); serta
  14. Membantu pemerintah dalam pengamanan pelayaran dan penerbangan terhadap pembajakan, perompakan dan penyelundupan.

(3) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan berdasarkan kebijakan dan keputusan politik negara.

Sumber : https://tni.mil.id/pages-2-peran-fungsi-dan-tugas.html
KOMPAS.com - Pembangunan nasional yang dimulai dari pinggiran dan desa-desa akan berjalan maksimal jika semua elemen masyarakat ikut mendukung. Termasuk, dukungan dari Tentara Nasional Indonesia (TNI). Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Marwan Jafar mengatakan dukungan TNI sangat strategis dalam membangun desa, khususnya di desa tertinggal dan desa perbatasan agar terjadi pemerataan pembangunan secara nasional. “TNI yang memiliki tugas pokok bidang pertahanan Negara, tentu perlu memulai tugas ini dengan penguatan dalam bentuk lain, seperti daya tahan ekonomi, budaya, kesehatan, dan politik yang memadai,” ujar Marwan, dalam acara Apel Danrem Dandim Terpusat Tahun Angkatan 2015, di gedung AKMIL Magelang Jawa Tengah, Rabu (18/11/2015). Marwan mengingatkan, tugas TNI dapat dibagi menjadi dua, yaitu operasi militer untuk perang dan operasi militer selain perang. Ada juga tugas kedua yang dilaksanakan saat tidak melakukan perang. Tugas ini tidak kalah mulia dan bermanfaat bagi masyarakat Indonesia. Tugas itu salah satunya adalah peran TNI dalam mendukung ketahanan pangan yang sangat dibutuhkan. Pelaksanaan tugas ini dapat dilihat, misalnya keterlibatan TNI dalam membantu ketahanan pangan di wilayah Papua, keterlibatan TNI dalam memacu peningkatan produksi beras, jagung, dan kedelai di wilayah Sulawesi Utara, dan masih banyak lagi peran TNI dalam membantu menjaga ketahanan pangan di Indonesia. “Pembangunan desa akan berjalan lebih efektif dan cepat bila ada dukungan dari semua elemen, termasuk TNI. Ini tugas mulia demi kemajuan bangsa,” kata Marwan. Dijelaskan Marwan, sejauh ini sudah ada Program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) yang merupakan salah satu program kerja sama antara TNI AD dengan seluruh komponen instansi pemerintah daerah guna membangun secara fisik maupun nonfisik. Program ini bertujuan untuk memenuhi fasilitas- fasilitas umum yang ada di daerah guna kepentingan masyarakat luas. “Salah satu contoh program TMMD, adalah di Desa Bakung-Bojonegoro. TNI bersama masyarakat desa melakukan pembenahan paving jalan, renovasi rumah, mushola dan jembatan serta normalisasi saluran irigasi. Selain itu program TMMD juga melakukan penyuluhan di Balai Desa untuk pemanfaatan 50 bibit tanaman yang menjadi program kebun sehat bergizi posyandu desa Bakung,” ujar Marwan. Pemerataan Peran TNI dalam membangun desa juga sangat terkait dengan pemerataan pembangunan nasional. Marwan membeberkan data bahwa selama ini terjadi kesenjangan pembangunan antara Kawasan Barat Indonesia (KBI) dan Kawasan Timur Indonesia (KTI). Hal ini bisa dilihat dari nilai pertumbuhan PDB (Produk Domestik Bruto). Selama 30 tahun, pembangunan masih terpusat di wilayah Jawa dan Sumatra. Sejak 1983 -2013, PDB wilayah Timur Indonesia tidak mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Produk Domestik Bruto (PDB) pada 2013 wilayah Maluku dan Papua hanya 2,2 persem, Bali dan Nusa Tenggara 2,5 persen, Sulawesi 4,8 persen, dan Kalimantan 8,7 persen. Produk Domestik Bruto tertinggi adalah Sumatra 23,4 persen dan Jawa 58,0 persen. Selain itu, berdasarkan RPJMN 2015-2019 terdapat 122 kabupaten tertinggal. Di antara jumlah itu, kemudian, ada 103 kabupaten (84,43 persen) berada di Kawasan Timur Indonesia (KTI), dan 19 kabupaten (15,57 persen) berada di Kawasan Barat Indonesia (KBI). Selain itu jumlah desa tertinggal Indonesia juga relatif tinggi. Sebanyak 20.176 desa dari total 74.093 desa di Indonesia merupakan desa tertinggal. Sebagian besar desa tertinggal terdapat di Kawasan Timur Indonesia (KTI). Papua adalah salah satu wilayah di KTI yang memiliki jumlah desa tertinggal paling tinggi yaitu Sebanyak 6.071 desa dari total 6.746 desa (91 persen) . Pada bagian akhir, Marwan berharap TNI terutama para danrem (komandan komando resor militer) dan dandim (komandan distrik militer) yang menjadi ujung tombak bertugas di daerah perbatasan negara perlu lebih berperan aktif mengambil bagian dalam menyelesaikan persoalan bangsa yang benar-benar dirasakan oleh rakyat. Ini antara lain karena dalam aspek penyiapan wilayah sebagai kantong pertahanan yang efektif yang menjadi tugas pokok TNI tentu saja perlu dimulai dari perkuatan bentuk lain seperti daya tahan ekonomi, budaya, kesehatan dan politik yang memadai. “Terobosan dan strategi dalam pembangunan daerah perbatasan tersebut diharapkan pada akhirnya akan mewujudkan Daerah Perbatasan sebagai Kawasan Beranda Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdaya saing, berdaulat dan aman,” pungkas Marwan.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Membangun Desa Tertinggal Butuh Peran TNI", https://money.kompas.com/read/2015/11/20/170822826/Membangun.Desa.Tertinggal.Butuh.Peran.TNI.
KOMPAS.com - Pembangunan nasional yang dimulai dari pinggiran dan desa-desa akan berjalan maksimal jika semua elemen masyarakat ikut mendukung. Termasuk, dukungan dari Tentara Nasional Indonesia (TNI). Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Marwan Jafar mengatakan dukungan TNI sangat strategis dalam membangun desa, khususnya di desa tertinggal dan desa perbatasan agar terjadi pemerataan pembangunan secara nasional. “TNI yang memiliki tugas pokok bidang pertahanan Negara, tentu perlu memulai tugas ini dengan penguatan dalam bentuk lain, seperti daya tahan ekonomi, budaya, kesehatan, dan politik yang memadai,” ujar Marwan, dalam acara Apel Danrem Dandim Terpusat Tahun Angkatan 2015, di gedung AKMIL Magelang Jawa Tengah, Rabu (18/11/2015). Marwan mengingatkan, tugas TNI dapat dibagi menjadi dua, yaitu operasi militer untuk perang dan operasi militer selain perang. Ada juga tugas kedua yang dilaksanakan saat tidak melakukan perang. Tugas ini tidak kalah mulia dan bermanfaat bagi masyarakat Indonesia. Tugas itu salah satunya adalah peran TNI dalam mendukung ketahanan pangan yang sangat dibutuhkan. Pelaksanaan tugas ini dapat dilihat, misalnya keterlibatan TNI dalam membantu ketahanan pangan di wilayah Papua, keterlibatan TNI dalam memacu peningkatan produksi beras, jagung, dan kedelai di wilayah Sulawesi Utara, dan masih banyak lagi peran TNI dalam membantu menjaga ketahanan pangan di Indonesia. “Pembangunan desa akan berjalan lebih efektif dan cepat bila ada dukungan dari semua elemen, termasuk TNI. Ini tugas mulia demi kemajuan bangsa,” kata Marwan. Dijelaskan Marwan, sejauh ini sudah ada Program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) yang merupakan salah satu program kerja sama antara TNI AD dengan seluruh komponen instansi pemerintah daerah guna membangun secara fisik maupun nonfisik. Program ini bertujuan untuk memenuhi fasilitas- fasilitas umum yang ada di daerah guna kepentingan masyarakat luas. “Salah satu contoh program TMMD, adalah di Desa Bakung-Bojonegoro. TNI bersama masyarakat desa melakukan pembenahan paving jalan, renovasi rumah, mushola dan jembatan serta normalisasi saluran irigasi. Selain itu program TMMD juga melakukan penyuluhan di Balai Desa untuk pemanfaatan 50 bibit tanaman yang menjadi program kebun sehat bergizi posyandu desa Bakung,” ujar Marwan. Pemerataan Peran TNI dalam membangun desa juga sangat terkait dengan pemerataan pembangunan nasional. Marwan membeberkan data bahwa selama ini terjadi kesenjangan pembangunan antara Kawasan Barat Indonesia (KBI) dan Kawasan Timur Indonesia (KTI). Hal ini bisa dilihat dari nilai pertumbuhan PDB (Produk Domestik Bruto). Selama 30 tahun, pembangunan masih terpusat di wilayah Jawa dan Sumatra. Sejak 1983 -2013, PDB wilayah Timur Indonesia tidak mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Produk Domestik Bruto (PDB) pada 2013 wilayah Maluku dan Papua hanya 2,2 persem, Bali dan Nusa Tenggara 2,5 persen, Sulawesi 4,8 persen, dan Kalimantan 8,7 persen. Produk Domestik Bruto tertinggi adalah Sumatra 23,4 persen dan Jawa 58,0 persen. Selain itu, berdasarkan RPJMN 2015-2019 terdapat 122 kabupaten tertinggal. Di antara jumlah itu, kemudian, ada 103 kabupaten (84,43 persen) berada di Kawasan Timur Indonesia (KTI), dan 19 kabupaten (15,57 persen) berada di Kawasan Barat Indonesia (KBI). Selain itu jumlah desa tertinggal Indonesia juga relatif tinggi. Sebanyak 20.176 desa dari total 74.093 desa di Indonesia merupakan desa tertinggal. Sebagian besar desa tertinggal terdapat di Kawasan Timur Indonesia (KTI). Papua adalah salah satu wilayah di KTI yang memiliki jumlah desa tertinggal paling tinggi yaitu Sebanyak 6.071 desa dari total 6.746 desa (91 persen) . Pada bagian akhir, Marwan berharap TNI terutama para danrem (komandan komando resor militer) dan dandim (komandan distrik militer) yang menjadi ujung tombak bertugas di daerah perbatasan negara perlu lebih berperan aktif mengambil bagian dalam menyelesaikan persoalan bangsa yang benar-benar dirasakan oleh rakyat. Ini antara lain karena dalam aspek penyiapan wilayah sebagai kantong pertahanan yang efektif yang menjadi tugas pokok TNI tentu saja perlu dimulai dari perkuatan bentuk lain seperti daya tahan ekonomi, budaya, kesehatan dan politik yang memadai. “Terobosan dan strategi dalam pembangunan daerah perbatasan tersebut diharapkan pada akhirnya akan mewujudkan Daerah Perbatasan sebagai Kawasan Beranda Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdaya saing, berdaulat dan aman,” pungkas Marwan.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Membangun Desa Tertinggal Butuh Peran TNI", https://money.kompas.com/read/2015/11/20/170822826/Membangun.Desa.Tertinggal.Butuh.Peran.TNI.
KOMPAS.com - Pembangunan nasional yang dimulai dari pinggiran dan desa-desa akan berjalan maksimal jika semua elemen masyarakat ikut mendukung. Termasuk, dukungan dari Tentara Nasional Indonesia (TNI). Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Marwan Jafar mengatakan dukungan TNI sangat strategis dalam membangun desa, khususnya di desa tertinggal dan desa perbatasan agar terjadi pemerataan pembangunan secara nasional. “TNI yang memiliki tugas pokok bidang pertahanan Negara, tentu perlu memulai tugas ini dengan penguatan dalam bentuk lain, seperti daya tahan ekonomi, budaya, kesehatan, dan politik yang memadai,” ujar Marwan, dalam acara Apel Danrem Dandim Terpusat Tahun Angkatan 2015, di gedung AKMIL Magelang Jawa Tengah, Rabu (18/11/2015). Marwan mengingatkan, tugas TNI dapat dibagi menjadi dua, yaitu operasi militer untuk perang dan operasi militer selain perang. Ada juga tugas kedua yang dilaksanakan saat tidak melakukan perang. Tugas ini tidak kalah mulia dan bermanfaat bagi masyarakat Indonesia. Tugas itu salah satunya adalah peran TNI dalam mendukung ketahanan pangan yang sangat dibutuhkan. Pelaksanaan tugas ini dapat dilihat, misalnya keterlibatan TNI dalam membantu ketahanan pangan di wilayah Papua, keterlibatan TNI dalam memacu peningkatan produksi beras, jagung, dan kedelai di wilayah Sulawesi Utara, dan masih banyak lagi peran TNI dalam membantu menjaga ketahanan pangan di Indonesia. “Pembangunan desa akan berjalan lebih efektif dan cepat bila ada dukungan dari semua elemen, termasuk TNI. Ini tugas mulia demi kemajuan bangsa,” kata Marwan. Dijelaskan Marwan, sejauh ini sudah ada Program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) yang merupakan salah satu program kerja sama antara TNI AD dengan seluruh komponen instansi pemerintah daerah guna membangun secara fisik maupun nonfisik. Program ini bertujuan untuk memenuhi fasilitas- fasilitas umum yang ada di daerah guna kepentingan masyarakat luas. “Salah satu contoh program TMMD, adalah di Desa Bakung-Bojonegoro. TNI bersama masyarakat desa melakukan pembenahan paving jalan, renovasi rumah, mushola dan jembatan serta normalisasi saluran irigasi. Selain itu program TMMD juga melakukan penyuluhan di Balai Desa untuk pemanfaatan 50 bibit tanaman yang menjadi program kebun sehat bergizi posyandu desa Bakung,” ujar Marwan. Pemerataan Peran TNI dalam membangun desa juga sangat terkait dengan pemerataan pembangunan nasional. Marwan membeberkan data bahwa selama ini terjadi kesenjangan pembangunan antara Kawasan Barat Indonesia (KBI) dan Kawasan Timur Indonesia (KTI). Hal ini bisa dilihat dari nilai pertumbuhan PDB (Produk Domestik Bruto). Selama 30 tahun, pembangunan masih terpusat di wilayah Jawa dan Sumatra. Sejak 1983 -2013, PDB wilayah Timur Indonesia tidak mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Produk Domestik Bruto (PDB) pada 2013 wilayah Maluku dan Papua hanya 2,2 persem, Bali dan Nusa Tenggara 2,5 persen, Sulawesi 4,8 persen, dan Kalimantan 8,7 persen. Produk Domestik Bruto tertinggi adalah Sumatra 23,4 persen dan Jawa 58,0 persen. Selain itu, berdasarkan RPJMN 2015-2019 terdapat 122 kabupaten tertinggal. Di antara jumlah itu, kemudian, ada 103 kabupaten (84,43 persen) berada di Kawasan Timur Indonesia (KTI), dan 19 kabupaten (15,57 persen) berada di Kawasan Barat Indonesia (KBI). Selain itu jumlah desa tertinggal Indonesia juga relatif tinggi. Sebanyak 20.176 desa dari total 74.093 desa di Indonesia merupakan desa tertinggal. Sebagian besar desa tertinggal terdapat di Kawasan Timur Indonesia (KTI). Papua adalah salah satu wilayah di KTI yang memiliki jumlah desa tertinggal paling tinggi yaitu Sebanyak 6.071 desa dari total 6.746 desa (91 persen) . Pada bagian akhir, Marwan berharap TNI terutama para danrem (komandan komando resor militer) dan dandim (komandan distrik militer) yang menjadi ujung tombak bertugas di daerah perbatasan negara perlu lebih berperan aktif mengambil bagian dalam menyelesaikan persoalan bangsa yang benar-benar dirasakan oleh rakyat. Ini antara lain karena dalam aspek penyiapan wilayah sebagai kantong pertahanan yang efektif yang menjadi tugas pokok TNI tentu saja perlu dimulai dari perkuatan bentuk lain seperti daya tahan ekonomi, budaya, kesehatan dan politik yang memadai. “Terobosan dan strategi dalam pembangunan daerah perbatasan tersebut diharapkan pada akhirnya akan mewujudkan Daerah Perbatasan sebagai Kawasan Beranda Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdaya saing, berdaulat dan aman,” pungkas Marwan.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Membangun Desa Tertinggal Butuh Peran TNI", https://money.kompas.com/read/2015/11/20/170822826/Membangun.Desa.Tertinggal.Butuh.Peran.TNI.
KOMPAS.com - Pembangunan nasional yang dimulai dari pinggiran dan desa-desa akan berjalan maksimal jika semua elemen masyarakat ikut mendukung. Termasuk, dukungan dari Tentara Nasional Indonesia (TNI). Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Marwan Jafar mengatakan dukungan TNI sangat strategis dalam membangun desa, khususnya di desa tertinggal dan desa perbatasan agar terjadi pemerataan pembangunan secara nasional. “TNI yang memiliki tugas pokok bidang pertahanan Negara, tentu perlu memulai tugas ini dengan penguatan dalam bentuk lain, seperti daya tahan ekonomi, budaya, kesehatan, dan politik yang memadai,” ujar Marwan, dalam acara Apel Danrem Dandim Terpusat Tahun Angkatan 2015, di gedung AKMIL Magelang Jawa Tengah, Rabu (18/11/2015). Marwan mengingatkan, tugas TNI dapat dibagi menjadi dua, yaitu operasi militer untuk perang dan operasi militer selain perang. Ada juga tugas kedua yang dilaksanakan saat tidak melakukan perang. Tugas ini tidak kalah mulia dan bermanfaat bagi masyarakat Indonesia. Tugas itu salah satunya adalah peran TNI dalam mendukung ketahanan pangan yang sangat dibutuhkan. Pelaksanaan tugas ini dapat dilihat, misalnya keterlibatan TNI dalam membantu ketahanan pangan di wilayah Papua, keterlibatan TNI dalam memacu peningkatan produksi beras, jagung, dan kedelai di wilayah Sulawesi Utara, dan masih banyak lagi peran TNI dalam membantu menjaga ketahanan pangan di Indonesia. “Pembangunan desa akan berjalan lebih efektif dan cepat bila ada dukungan dari semua elemen, termasuk TNI. Ini tugas mulia demi kemajuan bangsa,” kata Marwan. Dijelaskan Marwan, sejauh ini sudah ada Program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) yang merupakan salah satu program kerja sama antara TNI AD dengan seluruh komponen instansi pemerintah daerah guna membangun secara fisik maupun nonfisik. Program ini bertujuan untuk memenuhi fasilitas- fasilitas umum yang ada di daerah guna kepentingan masyarakat luas. “Salah satu contoh program TMMD, adalah di Desa Bakung-Bojonegoro. TNI bersama masyarakat desa melakukan pembenahan paving jalan, renovasi rumah, mushola dan jembatan serta normalisasi saluran irigasi. Selain itu program TMMD juga melakukan penyuluhan di Balai Desa untuk pemanfaatan 50 bibit tanaman yang menjadi program kebun sehat bergizi posyandu desa Bakung,” ujar Marwan. Pemerataan Peran TNI dalam membangun desa juga sangat terkait dengan pemerataan pembangunan nasional. Marwan membeberkan data bahwa selama ini terjadi kesenjangan pembangunan antara Kawasan Barat Indonesia (KBI) dan Kawasan Timur Indonesia (KTI). Hal ini bisa dilihat dari nilai pertumbuhan PDB (Produk Domestik Bruto). Selama 30 tahun, pembangunan masih terpusat di wilayah Jawa dan Sumatra. Sejak 1983 -2013, PDB wilayah Timur Indonesia tidak mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Produk Domestik Bruto (PDB) pada 2013 wilayah Maluku dan Papua hanya 2,2 persem, Bali dan Nusa Tenggara 2,5 persen, Sulawesi 4,8 persen, dan Kalimantan 8,7 persen. Produk Domestik Bruto tertinggi adalah Sumatra 23,4 persen dan Jawa 58,0 persen. Selain itu, berdasarkan RPJMN 2015-2019 terdapat 122 kabupaten tertinggal. Di antara jumlah itu, kemudian, ada 103 kabupaten (84,43 persen) berada di Kawasan Timur Indonesia (KTI), dan 19 kabupaten (15,57 persen) berada di Kawasan Barat Indonesia (KBI). Selain itu jumlah desa tertinggal Indonesia juga relatif tinggi. Sebanyak 20.176 desa dari total 74.093 desa di Indonesia merupakan desa tertinggal. Sebagian besar desa tertinggal terdapat di Kawasan Timur Indonesia (KTI). Papua adalah salah satu wilayah di KTI yang memiliki jumlah desa tertinggal paling tinggi yaitu Sebanyak 6.071 desa dari total 6.746 desa (91 persen) . Pada bagian akhir, Marwan berharap TNI terutama para danrem (komandan komando resor militer) dan dandim (komandan distrik militer) yang menjadi ujung tombak bertugas di daerah perbatasan negara perlu lebih berperan aktif mengambil bagian dalam menyelesaikan persoalan bangsa yang benar-benar dirasakan oleh rakyat. Ini antara lain karena dalam aspek penyiapan wilayah sebagai kantong pertahanan yang efektif yang menjadi tugas pokok TNI tentu saja perlu dimulai dari perkuatan bentuk lain seperti daya tahan ekonomi, budaya, kesehatan dan politik yang memadai. “Terobosan dan strategi dalam pembangunan daerah perbatasan tersebut diharapkan pada akhirnya akan mewujudkan Daerah Perbatasan sebagai Kawasan Beranda Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdaya saing, berdaulat dan aman,” pungkas Marwan.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Membangun Desa Tertinggal Butuh Peran TNI", https://money.kompas.com/read/2015/11/20/170822826/Membangun.Desa.Tertinggal.Butuh.Peran.TNI.

Suka Duka Prajurit TNI yang "BERJUANG" Melawan Kebakaran Hutan

Pernahkah Anda mendengar pepatah di bawah ini: Jangan menilai seseorang dari luarnya saja.
Ini adalah sebuah pepatah yang memiliki arti jangan hanya melihat dari satu sisi saja. Tapi lihatlah dari sisi lainnya juga.
Pepatah ini mengajarkan kepada kita tentang melihat dua sisi dan menimbang setiap poin positif dan negatif.

Seperti kasus di bawah ini.
Kita sering melihat kasus kebakaran hutan di Indonesia. Namun kita hanya berfokus bagaimana pemerintah bekerja dan akibatnya.
Kita tidak pernah tahu bahwa ada beberapa orang yang tengah berjuang untuk memadamkan api di kebakaran hutan tersebut.
Seperti sejumlah pria berbaju loreng sedang menikmati makan siang nasi bungkus di tengah tumpukan kayu yang sudah menjadi arang akibat terbakar.
Mereka adalah prajurit Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD) yang dilibatkan untuk memadamkan api kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Desa Penarikan, Kecamatan Langgam, Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau.
"Ayo sini makan siang dulu. Tapi, ya beginilah kondisi di sini, makan seadanya," ujar Sersan Dua (Serda) Imam Effendi, saat didekati Kompas.com, Sabtu (3/8/2019).
Beberapa prajurit lainnya bergantian masih berjibaku memadamkan api di bawah terik matahari yang menyengat di kepala.
Imam, prajurit TNI AD yang bertugas di Batalyon Arhanudse 13 Pekanbaru di Riau, bersama puluhan prajurit lainnya, diminta untuk membantu penanggulangan bencana kebakaran hutan dan lahan.
Selama pemadaman, banyak suka duka yang dirasakan para prajurit ini.

Imam mengaku, kesulitan berkomunikasi dengan keluarganya, karena tidak ada sinyal telepon di hutan.
Imam mengaku, sudah empat hari ikut berjibaku memadamkan api. Pergi pagi pulang sore menjelang malam.
"Kami di sini ngecamp. Kalau ke titik api naik speedboat yang diperbantukan dari perusahaan PT RAPP (Riau Andalan Pulp and Paper). Jaraknya sekitar dua sampai tiga kilometer lewati kanal," ujar Imam.
Kalau sudah berada di lokasi, dia dan rekannya mengaku fokus melawan api dan asap. Tidak sempat memikirkan hal yang lain lagi.
Bahkan, selama berada di hutan, Imam mengaku sangat terbatas berkomunikasi dengan istri dan anak-anaknya.

"Di sini susah sekali sinyal. Kadang mau nelepon istri dan anak-anak di Pekanbaru, karena rindu," ungkap Imam.
Waktu menghubungi anak dan istri hanya bisa dilakukan pada malam hari, sambil beristirahat. Karena siang hari sibuk memadamkan api.
"Kalau mau nelepon pas malamnya saja. Tapi, harus mutar-mutar di sekitar camp cari sinyal dulu. Itu pun putus-putus. Tapi, enggak sampai panjat pohonlah," tutur Imam.
Suka duka harus dinikmati oleh Imam, dan juga rekannya yang lain. Karena sudah menjadi tugasnya untuk membantu memadamkan api karhutla.
Selain itu, Imam juga mengaku kesulitan memadamkan api, karena kebakaran sudah meluas dan titik api menyebar.
Ditambah lagi asap tebal di lokasi. Bahkan, untuk menjangkau titik api, dia dan rekannya harus berjalan kaki dua kilometer menggendong air di dalam tangki pompa air manual.
"Titik api ada yang di dekat kanal, tapi ada pula yang jauh. Di lokasi juga pengap karena asap tebal. Saya pas awal masuk sempat pusing dan mual," kata Imam.

Namun, menurutnya, kondisi kebakaran saat ini sudah mulai berkurang setelah dilakukan pemadaman secara ekstra.
"Kami dari TNI di sini ada 50 personel, dari Arhanud 13 Pekanbaru dan jajaran Kodim 0313/Kampar.”
“Kemudian ada juga dari Polri, Manggala Agni, masyarakat peduli api (MPA) dan dibantu perusahaan," sebut Imam.
Selain di Desa Bedagu, TNI juga membantu pemadaman karhutla di Desa Penarikan dan Desa Sering.
Tiga titik api di Kabupaten Pelalawan ini, memiliki tingkat kesulitan pemadaman yang berbeda.
Namun, kebakaran gambut susah ditaklukkan. Salah satu yang dilihat Kompas.com, kebakaran parah di Desa Penarikan.
Lahan yang terbakar ini mengeluarkan asap sangat tebal. Ada pun lahan yang terbakar berupa semak belukar dan sebagian pohon akasia.
Pemadaman digempur dari darat, maupun dari udara menggunakan beberapa helikopter water bombing.
Kasus ini juga bisa menjadi contoh tentang kondisi saat ini di mana di sebagian besar wilayah Jakarta mengalami pemadaman listrik.
Kita berkomentar soal listrik, panas, dan tidak ada sinyal. Padahal kita tidak tahu bahwa mungkin saja pihak PLN tengah berjuang untuk menyalakan listrik seperti sediakala.
Pesannya, ayo lihatlah dua sisi. Jangan hanya satu sisi saja. (Idon Tanjung)

Sumber : https://intisari.grid.id/read/031808059/suka-dan-duka-para-prajurit-tni-yang-berperang-melawan-kebakaran-hutan-makan-seadanya-dan-sulit-berkomunikasi-dengan-keluarganya?page=all